Enter your keyword

post

Remaja dan Harapan | SMAIT Hidayah Klaten

Remaja dan Harapan | SMAIT Hidayah Klaten

Remaja dan Harapan

Sri Andjarini, S.Pd.I
Ketua Biro Tarbiyyah SMAIT Hidayah Klaten
Zaman  memang berbeda. Masa kini adalah titik-titik kecil proses awal  dalam menanam benih. Titik-titik kecil tersebut menjadi dasar karakter manusia, yang bisa didapat lewat meniru dan mengulang perilaku yang diketahuinya. Lingkungan, bisa itu keluarga, tempat tinggal, kawan sepergaulan, sekolah adalah sumber meniru dan mengulangi yang akan membentuk karakter.
Remaja adalah generasi penerus bangsa. Ia adalah warisan kita bagi masa depan. Ia adalah asset yang berharga. Harapan besar tertumpu padanya, agar masa depan yang gemilang menjadi nyata. Ditangannyalah potret  bangsa ini akan ditentukan.
Ada jalan yang mengantarkan pada kehancuran. Ada anggapan remaja adalah waktunya untuk bersenang-senang. Melakukan aktifitas-aktifitas dalam rangka kepuasan diri. Pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, pornografi,  kriminalitas dan virus-virus lainnya yang gencar menargetkan kalian, remaja, sebagai sasarannya. 
Aktifitas-aktifitas negatif bila kemudian dibiarkan terus berlarut, akan menjauhkan remaja dari kehidupan yang baik. Masa depan terancam, bobroknya moral, ketergantungan terhadap obat, adab sopan santun yang hilang akan terbentang di depan mata. Puncak beban ini, bangsa akan mengalami loss generation. Ancaman yang mengerikan karena negeri ini harus melakukan regenerasi kepemimpinan pada berbagai lini, sementara generasinya sudah rusak. 
Namun, yakinlah ada jalan yang dapat mengantarkan remaja pada harapan. Jalan yang memilih aktifitas-aktifitas positif sesuai keinginan dan kemampuan. Remaja mengisi hari-harinya dengan terpaut di masjid, dengan beribadah, dengan belajar, dengan prestasi. Hijrah dari kehidupan yang hanya memuaskan diri menjadi sebuah kehidupan yang tawadhu penuh khusyu dalam meraih cintaNya.
Goresan-goresan kebaikan telah dilakukan. Tersendat-sendat saat ayat-ayat cintaNya dilantunkan, dihafalkan, sehingga menjadi kalimat-kalimat yang menyentuh kalbu, menyinari diri dan menyejukkan hati. Yang ada digenggamannya adalah kitabullah, bukan sekeping android yang menuntut jari jemari ini mengetiknya.  Mengalahkan rasa untuk berpenampilan seperti kebanyakan remaja di luar sana,  membalut tubuh dengan pakaian taqwa yang menjadi identitas diri dan membentengi dari hal-hal yang menggoda. Saat melintas lawan jenis yang menggoda hasrat untuk menatapnya. Betapa sempurna ciptaanNya… namun benteng iman mampu menundukkan pandangan, ghoddul bashar,..hasrat tersebut mampu dikalahkannya.
Satu persatu ujian-ujian godaan tersebut mampu dikalahkannya. Menjadi pemenang dalam ujian kehidupan, adalah sesuatu banget. Goresan-goresan kebaikan mulai tajam terpatri dalam memori, menjadi akhlaq diri.  Inilah jalan yang akan mengantarkan menuju gerbang harapan negeri. Kondisi pribadi yang berkarakter Islami, diterangi ilmu pengetahuan dan kecakapan diri, modal diri tuk membangun peradaban negeri ini. 
Bertahan dalam kebaikan,  melanjutkan kesholehan-kesholehan  yang terpatri di diri tidaklah mudah. Butuh usaha keras, butuh bi’ah sholihah, butuh teman untuk sama-sama berjuang. Usaha keras akan berbuah manis, takkan jadi hebat bila tak kuat, takkan jadi besar bila tak sabar. Teruslah bergerak…melanjutkan kebaikan. 

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.